Kebahagiaan adalah masalah keputusan. Hidup yang berbahagia adalah untaian dari keputusan-keputusan untuk berbahagia, dari satu waktu ke waktu berikutnya. Didalam duka yang dalam bagi bangsa kita yang diharapkan tetap bekerja bergotong – royong, menampilkan budi pekerti yang indah, khas Indonesia. Marilah kita berusaha untuk meraih hak kita untuk berbahagia. Kebahagiaan itu kita berikan syarat supaya kita merasa berbahagia. Berarti kebahagiaan itu tidak ada di luar sana, tetapi kebahagiaan itu ada dalam diri setiap individu.
Kebahagiaan itu adalah kemampuan yang sudah ada pada kita, tetapi kita yang mengkecilkan perannya karena kita mensyaratkan. Seperti halnya kalau ada uang baru berbahagia, ada sesuatu baru bahagia. Kemampuan bahagia itu ada pada diri kita, jangan menunggu sesuatu tercapai dahulu baru bahagia. Jangan pergi ke suatu tempat untuk menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu ada pada kita, dan kebahagiaan itu akan muncul dan mewujud hanya karena anda mengenali. Camkan ini “Saya berhak bagi kebahagiaan saya, dan saya memutuskan, bahwa saya adalah pribadi yang berbahagia”.
Jadi orang yang ingin berbahagia, harus berupaya membahagiakan orang lain. Karena kesadaran untuk berbahagia itu diberikan karena anda peduli untuk membahagiakan orang lain. Jadi anda tidak mungkin memberikan kebahagiaan, karena kebahagiaan itu sudah ada pada setiap individu. Jadi yang kita lakukan adalah membantunya mensyukuri kualitas indah yang namnaya kebahagiaan. Agar dengan proses itu, kita juga menjadi pribadi yang peka terhadap kebahagiaan kita sendiri.
Tiap2 jiwa akan merasakan kematian, tetapi jiwanya tidak akan mati. Jiwa hanya merasakan kematian dari badannya, jiwanya akan tetap hidup. Apalagi orang yang meninggalnya dalam proses memperbaiki diri, menuntut ilmu, beribadah dll.
Masa lalu itu jangan dilihat sebagai potongan sejarah yang besar. Kita-lah yang sedang membesarkan masa lalu. Masa sekarang adalah masa lalu untuk satu atau dua detik kedepan. Banyak orang yang saat ini pekerjaannya tidak dihormatinya, hubungannya dengan orang lain tidak dimuliakannya. Sehingga dia sedang membangun masa lalu yang tidak baik. Untuk apa kita repot mempermasalahkan masa lalu, kalau masa sekarang yang sedang kita kerjakan, membangun masa lalu yang lebih buruk lagi.
Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah kita dengan masa lalu, adalah menjadikan diri kita pribadi yang pantas untuk masuk ke masa depa yang cemerlang. Sehigga saat anda mencapai tujuan nanti, anda akan melihat semua penderitaan ini sebagai berkah. Karena semua keberhasilan anda menjadi indah.
Karena kebahagiaan itu bukan karena sampainya, tapi darimana anda berangkat itu juga penting. Orang yang berangkat dari penderitaan dan sampai di tempat yang baik, orang yang berhasil daripada yang sudah dilahirkan menjadi anak raja dan kemudian berhasil.
Kalau kita belum bisa berbahagia, jadilah pribadi yang pantas untuk dibahagiakan. Dan pribadi yang pantas untuk dibahagiakan adalah pribadi yang pikirannya baik, yang perasaannya baik, dan yang dilakukannya baik. Dan semua yang disebut baik itu selalu membaikkan perasaan orang lain.
Maka,
Berfokuslah pada yang membahagiakan orang lain. Lalu perhatikan apa yang terjadi. :)
No comments:
Post a Comment